Bahan bacaan:
"Karena itu aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatirpula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh lebih penting daripada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang dapat menambah sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengampa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun aku berkata kepadamu, Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi kita demikian Allah mendadani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendadani kamu, hai orang yang kurang percaya? Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata Apakah yang akan kami makan?Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."
Berencana Tanpa Kekuatiran
Tahapan-tahapan umum orang meresponi persoalan dalam hidup:
Tahap I: Denial atau Acknowledgement
Waktu menghadapi masalah, ada 2 reaksi manusia: denial (penyangkalan) ato acknowledgement (pengakuan) bahwa dia memiliki masalah.
1. Denial, biasanya akan diikuti dengan kemarahan atau kepahitan.
Hati2! Denial juga bisa berbentuk suatu rasionalisasi. Contoh: "Saya ga overweight, cuma tulang saya aja yang besar." *Jleb! Kena! ;p*
Sebagai anak Tuhan, denial bisa terjadi dalam bentuk silent submission ("Yah... ini memang takdir ... terima aja lah..."). Hal itu tidak benar! Allah adalah Allah yang ingin berelasi atau berdialog dengan manusia, makanya Allah mau datang ke dunia.
2. Acknowledgement, yang akan diikuti oleh kekuatiran.
Tahap II: Mengakui ada masalah, lalu menjadi kuatir
Apa yang biasanya dikuatirkan manusia? Menurut statistik:
40% hal-hal yang tidak akan terjadi
20% hal-hal yang sudah lampau dan tidak bisa diubah
12% opini orang lain terhadap dirinya
10% penyakit atau stress
8% persoalan yang dihadapi sekarang
*I think it's quite true... Don't we just worry too much? Dan sering2nya mengkuatirkan hal2 yang sebenernya GA PERLU DIKUATIRKAN? Stupid us*
Kuatir sendiri bisa dikategorikan jadi 2 macam. Kuatir positif (Contoh: takut exam nilainya jelek jadi belajar bener2) dan kuatir negatif (kuatir yang berlebihan).
Tiga sikap manusia pada saat dia kuatir:
1. Turn out:
-menyalahkan orang2 (keluarga, teman, bos, kolega, dll),
-menyalahkan situasi (kesibukan, kejadian menyedihkan, dll)
2. Turn in: mengasihani diri, memandang diri sebagai korban keadaan
Kita harus berhati2 terhadap pikiran2 seperti ini, karena ini akan menjadikan kita orang yang apatis. ("don't care", "so what?")
Masalah itu seperti kabut (fog). Kabut yang menyelimuti 7 kota luasnya dan 300 meter ketinggiannya, ternyata bisa hanya dipicu HANYA oleh setengah gelas air!
Setengah ga percaya... gua confirm sama temen yang ngerti Kimia. Dia bilang: "Syaratnya kabut memang kelembaban harus tinggi... dan ada perbedaan suhu. Air nguap.. tapi ga bisa naek jadi awan... karena di lapisan udara atas suhunya ga cukup...Ngembun lagi... tapi ga bisa sampe tanah.. nguap lagi... jadi nyangkut di tengah2x.
Gua tanya dia: Jadi setegah gelas air bisa memicu kabut untuk 7 kota? Dia jawab: "Kalo kelembabannya tinggi, memang memungkinkan" Wew... what an amazing fact.
3. Turn up.
Terkadang kita juga percaya bahwa masalah itu tidak akan terpecahkan.
Sebuah ilustrasi: Seseorang pergi ke kebun binatang dan melihat gajah. Gajah2 tersebut salah satu kakinya diikat dengan seutas tali biru yang tipis dan seharusnya bisa dengan mudah diputuskan supaya bisa kabur, tapi gajah itu tidak melakukannya. Orang ini bertanya2 dalam hatinya mengapa. Ternyata, gajah2 itu sudah diikat oleh tali biru tipis itu semenjak kecil. Pada waktu kecil, mereka berontak mau kabur tapi tidak bisa. Di dalam pikiran mereka tertanam bahwa seberapa keras dan kapanpun mereka berusaha, mereka tidak akan bisa lepas dari tali biru ini. Pikiran inilah yang sebenernya mengekang gajah itu untuk tidak kabur.
Manusia pun terkadang datang pada Tuhan dengan believe yang salah.
- Kita datang dengan tangan tertutup karena pikiran kita dipenuhi dengan opini umum dari dunia.
-Terkadang kita berdoa seperti seorang bos pada hambanya (udah tau dulu pengen apa, kemudian minta Tuhan kasih).
Harusnya kita datang dengan tangan terbuka, minta Tuhan atur.
Kembali ke bahan bacaan:
Ada 2 poin biar ga kuatir:
a.) Allah sebagai Bapa di sorga.
Dalam bahan bacaan disebutin 3 kebutuhan dasar: makanan, masa depan, pakaian.
- Perihal makanan: Tuhan memberi intelegensia untuk bekerja. Apa hubungannya sama makanan?
II Tes 3:10 "Jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan." *Jleb ke si pengangguran yang satu ini :)*
More about food: Waktu dunia ini penduduknya berjumlah 4 milyar orang. Rasio bulgur (padi, biji2an, dan semacamnya) berkisar 103% lebih dari kebutuhan. Sebenernya Tuhan memberikan lebih dari cukup. Tapi kenapa sekarang ada krisis pangan? Kenapa ada negara2 yang kelaparan? Karena keserakahan dan pengelolaan manusia yang kurang bijak. Ditambah lagi sekarang ada ide mempergunakan bahan pangan untuk menghasilkan energi.
- Perihal masa depan: Banyak orang minum suplemen2 demi panjang umur. Itu motivasi yang salah, karena umur di tangan Tuhan.
"Kekuatiran adalah penghinaan terhadap providentia Allah"
*Keterangan lebih lanjut tentang providentia Allah bisa dicari di sini (ketik "providence") ato di bible dictionaries lainnya :)
-Perihal pakaian/fashion: Bunga aja yang ga berusaha jadi cantik ternyata dibikin cantik, apalagi manusia, the masterpiece of GOD, the artwork of GOD.
b.) Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. *Ayat fave :)*
"greatest multiplied potential execution in ourselves, from GOD"
*Wew, udah greatest, plus multiplied pula. Dari apa? Dari potensi manusia (merefer ke Potential Thinking yg dibicarain Pa Caleb 2 minggu lalu - selalu berpikir bahwa manusia dianugerahkan potensi oleh Allah. Bicara potensi berarti bicara hal2 yang unexpected.)*
Dan yang penting adalah... from GOD... not from human.
Refer ke I Sam 17:45 "Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu: Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama Tuhan semesta alam."
Tahap III Action!
"God will move the mountain but don't forget to take your shovel" :) *Pengen tau apa yang Tuhan mau? Ya baca Alkitab & doa! Pengen dapet kerja/uang? Ya cari kerja! Pengen dapet nilai bagus? Ya belajar! Pengen sehat & langsing? Ya ubah lifestyle!*
Penutup
I Pet 5:7 "Serahkanlah segala kekuatiranmu kepadanya, sebab Ia yang memelihara kamu."
Last but not least, I must give credit to Ci Wen Yi . Gua pribadi selalu suka sharing2nya, baik di kebaktian maupun di persekutuan (especially di Persekutuan Doa!), soalnya selalu ngasih suatu insight yang baru. Theological, yet also very practical. Gua cukup kagum dengan kesanggupannya mengkombinasikan teori dan praktek. Well... klo dipake Tuhan sih nothing is impossible :)
Lewat sharing2nya, perspektif gua banyak diubahkan dan diperbaharui, esp perpektif atas relasi manusia (gua pribadi) dengan Tuhan.
Pendeta A (yg sudah senior) kemaren juga ngasih pujian yang berbeda. Katanya, sharing Ci Wen I tuh "Alkitabiah dan ilmiah" :)
2 comments:
Apa yang biasanya dikuatirkan manusia? Menurut statistik:
40% hal-hal yang tidak akan terjadi
20% hal-hal yang sudah lampau dan tidak bisa diubah
12% opini orang lain terhadap dirinya
10% penyakit atau stress
8% persoalan yang dihadapi sekarang
Wahaha. Kayaknya kekuatiran gue itu 100% alias semua hal yg diatas. Mana udah turn out, turn in pula. Turn up tapi mandeg...karena Tuhan kan gak keliatan. Di saat Dia dibutuhkan untuk menyelesaikan persoalan, Dia seakan2 enggan atau bahkan berkata..."nah lho makanya, jangan begini, begitu! rasakan akibatnya". Tapi, kmrn kan belajar ttg kasihNya, jadi kayaknya gak mungkin Dia respon kyk gitu.
Wah, ci wen yi bahasnya tuntas, gue belum pernah denger yang bahas kekuatiran tuntas kayak gini. Top top top. Aduh...kayaknya gue perlu ngobrol dgn dia. Jadi malu ama kejadian di telpon. Hahaha.
Boleh, Lis. Ngobrol sama Ci Wen I deh...
Harus cepetan, soalnya dia di Singapore cuma sampe Desember ini
:(
Post a Comment