Kemarin setelah Small Group, saya dan beberapa teman membuka Youtube dan mendengarkan beberapa lagu. Salah satu lagu yang paling menyentuh adalah lagu ini.
Mungkin karena sudah lama sekali saya tidak mendengarkan lagu bahasa Indonesia.
Mungkin karena liriknya yang pendek dan sederhana tapi memberikan suatu kepastian untuk berharap.
Mungkin karena akhir-akhir ini saya mulai memikirkan untuk lebih mengakrabkan diri dengan bahasa Indonesia karena, entah kenapa, saya merasa Tuhan akan kirim saya kembali ke Indonesia untuk suatu pekerjaan besar di sana. Ladang saya bukan di Singapura. Singapura bagi saya sekarang sudah semakin menjadi zona nyaman. Dan saya rasa Tuhan tidak ingin saya berada di zona ini terus.
Saya mau memberanikan diri untuk mengucap syukur karena Tuhan tidak pernah ijinkan saya untuk melihat masa depan saya. Sampai saat ini Tuhan belum pernah kasih tau saya apa yang akan jadi langkah selanjutnya. Ya, visi itu ada. Tapi juga perlu ujian-ujian untuk membuktikan apakah visi itu benar-benar panggilan khusus Tuhan bagi saya. Ya, ada rencana ke depan. Tapi saya mau serahkan semuanya dengan rela kalau Tuhan mau rombak rencana saya besar-besaran.
Saya menyukai istilah "langkah demi langkah". Berjalan bersama Tuhan ya seperti itu. Namanya juga berjalan, ya pasti langkah demi langkah. Saya sekarang merasa seperti di sebuah gua yang gelap. Gua itu berujung, tapi untuk saat ini saya belum melihat secercah titik putih tanda jalan keluar. Yang saya lihat hanyalah warna hitam, gelap gulita. Tidak tau apa yang akan saya injak pada langkah selanjutnya. Jika saya berpijak pada batu, saya bisa terus melangkah. Jika saya berpijak pada lumpur, saya akan melakukan langkah mundur dan mulai melangkah maju lagi dengan rute yang berbeda. Tapi setiap langkah maju akan membuat saya lebih dekat dengan jalan keluar.
Ada ketakutan tentunya. Karena saya tidak punya kendali atas keadaan. Ada keraguan. Karena saya kadang bersandar pada perasaan saya, bukan janji-janji yang kekal. Ada pergumulan. Apakah ini benar-benar yang Dia ingin saya lakukan? Ada pula air mata. Sedih maupun senang.
Tapi apa yang paling penting dalam melangkah? Yaitu bersama siapa kita melangkah. Dan bagaimana kita melangkah.
Bersama Tuhan, yang Maha Tahu, Maha Sanggup, Maha Kasih. Waktu saya tidak tahu, saya sadar Dia tahu. Waktu saya tidak sanggup, saya tahu Dia Sanggup. Waktu saya takut dan ragu. Kasih-Nya mengalahkan ketakutan saya.
Lalu bagaimana saya melangkah? Masih mencoba. Mencoba untuk mempercayakan seluruh aspek hidup ke dalam tangannya. Perspektif masa depan yang dulu dipenuhi oleh mimpi-mimpi dan ego, sekarang sedikit demi sedikit berusaha digeser. Berusaha untuk melihat dengan kacamata Dia. Perlu usaha keras, karena si daging ini terus saja menggoda. Masih pula mencoba untuk menaati setiap apa yang Dia mau saya lakukan. Intinya, "trust" and "obey". Percaya dan taat. Percaya akan janji-janji-Nya. Percaya bahwa Dia yang memegang hidup saya sampai pada kekekalan. Percaya bahwa Dia tidak akan mengingkari sifat-sifat mulia-Nya. Dan taat akan setiap perintah-perintah-Nya. Taat melewati setiap jalan yang sudah dia bukakan. Taat memenuhi panggilan-Nya.
Bukan hanya "Percaya dan taat karena... ", tetapi juga "Percaya dan taat walaupun..."
Topang saya, Tuhan. Dengan lengan-Mu yang kekal.
"Allah yang abadi adalah tempat perlindungan-Mu dan di bawahmu ada lengan-lengan yang kekal" - Ulangan 33:27a -
1 comment:
Very nice song. It's a simple truth that "Tuhan pasti sanggup", God is able but our faith is always too small to believe it completely. I believe in His time He will give us answers and directions, "langkah demi langkah" our lives will be revealed more and more... Let us strengthen and encourage one another while walking in this "tunnel" of uncertainy, may him keep holding our hands and walk with us till eternity.
Post a Comment